KIRI:
Foto kompleks Pemakaman Kerkhof tinggalan Kristen Protestan Belanda yang cukup indah dan rapi
KANAN:
Foto Raja-Raja Islam Aceh yang tanpa perawatan dan terkesan angker
Gagasan baru muncul, ketika bangsa lain mencoba memberikan pelajaran berharga. Mereka telah banyak meninggalkan kebaikan demi generasinya kedepan. Buka mata dan pikiran, karena peradaban besar ini dibangun dengan darah dan keringat para pendahulu kita.
Perhatikan! Belanda meninggalkan jejak mereka di Aceh, mereka merawat dan melestarikannya, hingga kemudian bisa dikunjungi oleh siapa saja yang datang dan pulang kembali dengan catatan lengkap ditangannya. Lalu apakah kita selalu menutup mata? Hingga anak cucu kita akan terus meratapi kesalahan kita hari ini? Sepertinya ini tidak akan pernah terjadi, ada CISAH disini! Sekumpulan generasi muda dengan kreatifitas yang tinggi, mencoba menggali khazanah bangsa dan menyumbang ide-ide terbaiknya demi masa depan Aceh yang lebih cerah dan bermartabat.
Kritik sosial tidak henti-hentinya kita layangkan kepada pemerintah, karena hanya pemerintah yang punya wewenang untuk menampung gagasan ini.
Selama ini kita sudah sering berkunjung ke berbagai daerah di Aceh, dan kesimpulan yang kita dapatkan dari setiap kunjungan itu adalah, Aceh kaya sejarah… Kini saatnya kita berbenah diri, menjadikan kota ini sebagai salah-satu kota yang WAJIB di kunjungi oleh semua masyarakat dunia, mereka akan mengenal Islam secara dekat disini, mereka akan memperoleh informasi secara mendalam.
Untuk itu, pemerintah disarankan untuk bisa membangun satu unit Perpustakaan Manuskrip Lengkap di Aceh, kita akan membantu mengumpulkan semua naskah tua itu dari seluruh daerah untuk kemudian ditempatkan di gedung tersebut. Kemudian, pemerintah juga perlu menyediakan satu lapangan/kompleks untuk memperlihatkan ribuan jenis BATU ACEH (Prasasti makam bersejarah). Ini juga akan kita kumpulkan dari berbagai tempat yang dirasa sudah memiliki ancaman.
Percaya atau tidak, cagar budaya seperti inilah yang di inginkan oleh setiap wisatawan yang berkunjung ke Aceh. Jadi, untuk apa kita merubah tata ruang Aceh untuk hal-hal yang modern? Seperti menukar situs sejarah dengan hamparan lapangan golf yang sama sekali tidak penting, membuang bukti-bukti, membuat hotel-hotel mewah untuk para pecandu kehidupan duniawi dan sejenisnya, kita yakin masyarakat dunia akan menganggap rendah bangsa kita.
Mari belajar, maka perbandingan kedua foto diatas akan membuka mata kita, untuk terus membenahi setiap kekurangan yang ada.
0 Comments:
Post a Comment